Ketua DPRD Sulsel, HM Roem, Sabtu, 4 September, mengatakan seharusnya DPR RI menunjukkan sense of crisis. Di tengah masih banyaknya rakyat miskin, tidak seharusnya legislator berkantor di gedung mewah.
Lagipula, lanjut Roem, ruang-ruang khusus untuk anggota dewan cenderung mubazir. Roem mencontohkan ruang-ruang khusus untuk anggota DPRD Sulsel. Banyak anggota dewan yang tidak pernah melihat ruangannya sama sekali.
"Sebelum menjadi ketua DPRD, saya lebih senang di ruang-ruang komisi atau fraksi. Kita bisa berdiskusi dan bercengkerama dengan teman-teman," jelasnya.
Roem lebih setuju jika gedung DPR RI hanya direnovasi atau dilakukan penambahan gedung. Menurutnya, kalau penambahan gedung wajar-wajar saja mengingat diakomodasinya staf ahli.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Andry Suryana Arief Bulu, juga tidak setuju jika gedung DPR RI dibangun ulang. Menurutnya, renovasi adalag langkah wajar mengingat bangunan itu termasuk bangunan lama.
"Tetapi, jika bangunan lama dirobohkan lalu dibangun gedung baru, saya kurang sependapat. Bagaimanapun gedung lama itu sudah menjadi ikon Jakarta dan Indonesia," jelas legislator asal Fraksi Partai Demokrat itu.
Wakil Ketua DPRD Sulsel lainnya, HA Akmal Pasluddin, juga mengingatkan agar rencana pembangunan gedung tersebut ditinjau ulang. Dia mengatakan pembangunan gedung baru mestinya disesuaikan dengan kebutuhan.
Terkait fasilitas kolam renang dan spa, ketiganya kompak menolak. Baik Roem, Andry, dan Akmal menilai tidak ada korelasi antara tugas-tugas DPR dengan kolam renang. Apalagi anggota DPR disibukkan dengan tugas-tugas yang menumpuk.
Sumber :
news.fajar.co.id
0 komentar:
Posting Komentar